Konflik dan kekerasan menimbulkan kondisi yang tidak menyenangkan bagi kedua belah pihak, terutama bagi pihak yang mengalami kekalahan. Konflik dan kekerasan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa serta hancurnya harta benda di kedua belah pihak yang bertikai. Oleh karena itu, perdamaian menjadi hal yang sangat penting dalam dinamika kehidupan sosial.
Catatan Kebijakan ini menyajikan data awal dari Studi Konflik Kekerasan di Indonesia (ViCIS), yang dipesan oleh Bappenas, mengenai dinamika konflik di enam provinsi yang terkena dampak dari konflik berskala besar—Aceh, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat—selama periode 1998-2008. Hasilnya menunjukkan bahwa:
1. Konflik dan kekerasan memiliki keterkaitan yang erat. 2. Konflik dapat memicu terjadinya kekerasan. 3. Emosi yang kuat yang terlibat dalam konflik dapat memicu tindakan kekerasan. 4. Ketidakadilan atau pelanggaran hak asasi manusia dalam konflik dapat memicu tindakan kekerasan. 5.
1. Konflik Suku atau Etnis. Konflik antara kelompok suku atau etnis sering kali melahirkan kekerasan. Perbedaan budaya, agama, atau sumber daya bisa memicu konflik yang memunculkan kekerasan seperti serangan fisik, pembantaian, atau peperangan.
NP8Gk. pllu7f0hcw.pages.dev/485pllu7f0hcw.pages.dev/562pllu7f0hcw.pages.dev/126pllu7f0hcw.pages.dev/348pllu7f0hcw.pages.dev/811pllu7f0hcw.pages.dev/904pllu7f0hcw.pages.dev/264pllu7f0hcw.pages.dev/580pllu7f0hcw.pages.dev/143pllu7f0hcw.pages.dev/222pllu7f0hcw.pages.dev/909pllu7f0hcw.pages.dev/421pllu7f0hcw.pages.dev/159pllu7f0hcw.pages.dev/365pllu7f0hcw.pages.dev/919
bagaimana keterkaitan antara konflik dan kekerasan