Kepiawaian mengelola aneka kompetisi, tantangan, dan perubahan harus menjadi indikator penilaian kualitas dan kapasitas seorang pemimpin. Kepemimpinan yang tangguh akan memajukan bangsa dan negara tanpa sekat primordialisme. Bangsa ini selalu butuh karakter kepemimpinan nasional semacam itu. MoeldokoKepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia Bass (1998) menemukan bahwa framework transactional dan transformasional leadership sangat berguna bagi top level manager. Menurut Cannella dan Monroe (1997), transformasional leadership dan transactional leadership memberikan pandangan yang lebih realistis bagi seorang pemimpin. Selain itu, menurut Vera Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Role Model kepemimpinan transformasional berdasarkan prinsip Alkitab yang diambil dari 2 Raja-Raja 18:1-8 menjadi role model bagi kepemimpinan BEM
4. Pemimpin yang baik selalu belajar dari lingkungan sekitar. Menjadi seorang pemimpin tidak selalu harus memiliki jabatan. Hal itu bisa Anda dapatkan dari apa yang telah Anda berikan kepada kelompok Anda. Semuanya sanggup Anda raih karena mampu membaca lingkungan sekitar dengan baik dan telah berkomunikasi dengan baik bersama tim.
2.6 Sebuah Model Kepemimpinan Transformasional. Bass (1985, p. 20) berpendapat bahwa kepemimpinan transformasional memotivasi pengikut untuk melakukan lebih dari yang diharapkan dengan (a) meningkatkan tingkat kesadaran pengikut tentang pentingnya dan nilai tujuan yang ditentukan dan diidealkan, (b) mendapatkan pengikut untuk melampaui diri
Kepemimpinan transformasional mengedepankan pembinaan kerjasama atas nama tujuan organisasi dan sangat menghindari untuk menyalahkan pihak tertentu. Kepemimpinan transformasional memiliki kelebihan dibandingkan dengan teori-teori kepemimpinan lainnya (Judge & Bono, 2000).
Pada tataran ini kepemimpinan transformasional menurut Burns (1978) menargetkan kebutuhan yang lebih tinggi, seperti kebutuhan akan penghargaan ( self esteem), yaitu harga diri, rasa memiliki kompetensi dan keahlian, respek, prestise dan pengakuan dan aktualisasi diri, dengan menggunakan dan mengembangkan seluruh potensi secara sangat kreatif.
2 Sejarah teori kepemimpinan situasional. 3 Tingkat kematangan teori kepemimpinan situasional. 3.1 Tingkat kedewasaan mengikuti urutan peristiwa: 3.2 Tingkat perkembangan. 4 Bagaimana mencocokkan gaya kepemimpinan dengan tingkat kedewasaan. 4.1 Tentukan kualitas pengalaman karyawan. 4.2 Pantau karyawan untuk pertumbuhan atau perubahan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa pekerja melakukan lebih sedikit dengan jenis kepemimpinan ini dan, seperti yang ditunjukkan oleh data ilmiah, memiliki dampak negatif yang lebih besar pada stres (atau kelelahan) dan kesejahteraan pekerja, tidak seperti jenis kepemimpinan lainnya. sebagai transformasional.
r8Ca9z.
  • pllu7f0hcw.pages.dev/850
  • pllu7f0hcw.pages.dev/887
  • pllu7f0hcw.pages.dev/560
  • pllu7f0hcw.pages.dev/589
  • pllu7f0hcw.pages.dev/719
  • pllu7f0hcw.pages.dev/401
  • pllu7f0hcw.pages.dev/385
  • pllu7f0hcw.pages.dev/528
  • pllu7f0hcw.pages.dev/968
  • pllu7f0hcw.pages.dev/45
  • pllu7f0hcw.pages.dev/953
  • pllu7f0hcw.pages.dev/766
  • pllu7f0hcw.pages.dev/497
  • pllu7f0hcw.pages.dev/662
  • pllu7f0hcw.pages.dev/570
  • kelebihan dan kelemahan kepemimpinan transformasional